Penentuan klasifikasi pneumonia
berat dan pneumonia sekaligus merupakan penegakan diagnosis, sedangkan
penentuan klasifikasi bukan pneumonia dianggap sebagai penegakan diagnosis.
Jika seorang baliita keadaan penyakitnya termasuk dalam klasifikasi bukan
pneumonia maka diagnosis penyakitnya adalah: batuk pilek biasa.
Diagnosis pneumonia pada balita
didasarkan pada adanya batuk atau kesukaran bernafas disertai peningkatan
frekuensi nafas (nafas cepat) sesuai umur, adanya nafas cepat ini ditentukan
dengan cara menghitung frekuensi pernafasan. Batas nafas cepat adalah frekuensi
pernafasan sebanyak 50 kali permenit atau lebih pada anak usia 2 bulan kurang
dari 1 tahun dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun kurang dari
5 tahun. Pada anak usia kurang dari 2 bulan tidak dikenal dosis pneumonia.
Diagnosis pneumonia berat
didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai nafas sesak
atau penarikan dinding dada sebelah bawah kedalam. pada anak usia 2 bulan
sampai 5 tahun. Untuk kelompok umur kurang dari 2 bulan diagnosis pneumonia berat
ditandai dengan adanya nafas cepat, yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali
permenit atau lebih, atau adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah
bawah ke dalam. Untuk tatalaksana penderita di Rumah sakit atau sarana
kesehatan rujukan bagikelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Dikenal pada
diagnosis pneumonia sangat berat yaitu gejala batuk atau kesukaran bernafas
yang disertai adanya gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum.
Pencegahan dapat dilakukan dengan:
1. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik
2. Immunisasi
3. Menjaga kebersihan perorangan dengan
lingkungan
4. Mencegah anak berhubungan dengan
penderita ISPA
Pemberantasan yang dapat dilakuukan:
1. Penyuluhan kesehatan yang terutama ditujukan
pada seorang ibu
2. Pengelolaan kasus yang disempurnakan
3. Immunisasi