Sejarah Kampung Ambon

Anda tahu kampung Ambon?, buat masyarakat Jakarta yang tinggal di sekitar Rawasari,kayu putih, pulo Mas dan rawamangun serta rawa Kerbo, dan sekitarnya nama kampong Ambon tidak asing.
Daerah kampung ambon yang sekarang ini lebih banyak di huni oleh orang sumatera khususnya suku Batak dan dikenal sekarang dengandaerah “Mardongan”, diduga dahulunya (dari beberapa sumber) adalah tempat kuburan tentara Ambon yang pro kompeni. Adapun sumber lain yang mengatakan kata kampuing Ambon atau dulunya disebut “Kumpi Ambon”, adalah tempat atau tinggalnya kuburan yang dikeramatkan oleh masayarakat kampung Ambon.

Kampung Ambon, atau “Kumpi Ambon”, adalah keramat orang Jakarta asli, Ambon adalah nenek moyang masyarakat kampung Ambon yang pertama yang dimakamkan di kampung Ambon. Dan kini oleh ahli warisnya, keramat Kumpi Ambon dirawat dengan baik bahkan diberi sesajian berupa berbagai jenis kembang pada waktu tertentu.

Ada pendapat lain bahwa kumpi Ambon adalah tempat orang ambon yang mengabdikan diri mereka terhadapa kumpeni Belanda, seperti perawat kuda, pegawai Belanda yang seluruh hidupnya diabdikan untuk orang-orang Belanda. Bahkan sebagian lagi mengatakan kampong mabon tempat dibuangnya para pensiunan Belanda.

Kampung Ambon yang semulanya akan diberi nama oleh Beek Mester (tuan Mister, atau pemimpin orang bangsa Baelanda) tidak disetujui masyarakat setempat sebab masyarakat sekitar masih enggan dengan nama yang identik dengan orang Ambon. Begitu juga kampong rawasari yang akan diberi nama kampong ambon juga ditolak masyarakat setempat.

Kampung Ambon yang pada tahun 1937 dipimpin oleh mandor Baan meliputi tiga tempat yaitu: Kampung Ambon, kampong Tanah Tinggi dan Kayu Puti, Sementara mandor Salim memimpin daerah kampong Jawa (kini rawasari), kampong Mangun (kini rawamangun) dan kampong Rawa.

Dan tahun 1968 Mandor Baan diinstruksikan oleh lurah Rawasari untuk mempersiapkan pembentukan kelurahan baru, yaitu kelurahan Kampung Ambon. Mengingat sebagai nama kampung yang paling tua di daerah itu serta terdapat makam kumpi Ambon yang masih di ziarahi., akhirnya diberi nama kelurahan kampong Ambon.

Pertemuan ini dihadiri oleh tokoh masyarakat antara lain, Haji Sayuti (kini namanya dipakai sebagai nama jalan, yaitu jalan Sayuti yang terletak di dekat jalan percetakan Negara, rawasari) dan Mandor Baan.

Benar tidaknya sejarah ini tentu dapat dibuktikan dengan peninggalan –peninggalan yang tersisa di daerah tersebut. Sebab dengan peninggalan yang ada maka semua bukti itu dapat dijelaskan adanya.

Salah satu peningglan tersebut adalah Makam Kramat Kumpi Ambon terletak di kampung Ambon dan makam tersebut kini berbentuk onggokan tanah dengan ukuran 2 x 1 meter. Di sekeliling makam diberi batas-batas terbuat dari semen sedangkan bagian serambi berlantai ubin dan seIuruh makam dikeliliigi oleh tembok yang terbuat dari batu bata berbentuk rumah dengan genteng sebagai atapnya.

Ukuran keseluruhan makam kurang lebig 2,5 x 3 meter. Makam Kramat Kumpi Ambon terletak di kampung Ambon dan makam tersebut kini berbentuk onggokan tanah dengan ukuran 2 x 1 meter.

Di sekeliling makam diberi batas-batas terbuat dari semen sedangkan bagian serambi berlantai ubin dan seIuruh makam dikeliliigi oleh tembok yang terbuat dari batu bata berbentuk rumah dengan genteng sebagai atapnya. Ukuran keseluruhan makam kurang lebig 2,5 x 3 meter.


(Sumber: http://hariantopnews.com/2011/03/sejarah-kampung-ambon-2/)

Posting Komentar

Terima kasih anda telah membaca artikel saya Tinggalkan Komentar anda

Lebih baru Lebih lama

Ads

Ads