Dikisahkan ada rombongan anak
muda berjumlah 10 orang yang penasaran ingin menggeluti olahraga terjun payung.
Kemudian, mereka bergabung berlatih bersama di sebuah basecamp dirgantara
bersama pelatih profesional.
Pelatih profesional itu mulai
mengajarkan dasar-dasar teknik yang harus dikuasai sebelum menghadapi tantangan
yang sebenarnya, yakni terjun di angkasa dengan menggunakan parasut. Setelah
dirasa cukup dan dianggap menguasai, pelatih mengajak rombongan itu untuk
bertemu dengan tantangan yang
sebenarnya. Rombongan anak muda itu diajak terbang dengan menggunakan pesawat
pada ketinggian tertentu.
Di dalam perjalanan, pesawat itu
naik ke ketinggian yang baik untuk melakukan terjun bagi pemula. Briefing kecil
dilakukan untuk memastikan kelengkapan keamanan dan hal teknis lainnya. Di
udara, rombongan itu akan dipandu dan diawasi oleh 8 orang penerjun profesional
yang akan terjun bersama.
Tibalah saat yang mendebarkan.
Satu per satu mereka terjun kemudian bergandengan tangan membentuk formasi
lingkaran sesuai dengan instruksi pelatih. Setelah dirasa ketinggiannya cukup
ideal untuk mengembangkan parasut, pelatih menginstruksikan untuk melepas
formasi lingkaran satu per satu yang dilanjutkan dengan membuka parasut.
Dan tiba-tiba tampak satu per
satu, mereka terempas ke atas karena mengembangnya parasut. Dan setelah kondisi
parasut stabil, barulah mereka menikmati suasana terbang bebas di angkasa
sambil menikmati birunya cakrawala dan hijaunya bumi.
Tak terasa perlahan
parasut-parasut itu tiba di tempat tujuan yang telah ditentukan untuk melakukan
pendaratan. Rasa puas, bangga, dan haru bercampur menjadi satu karena semua
perjuangan dan pembelajaran berhasil mereka laksanakan dengan baik.
Pembaca yang budiman, jadilah
pribadi yang semakin terbang maka semakin mengayun dengan indah di cakrawala.
Seperti parasut, dengan adanya beban justru menjadikannya terbang indah karena
beban digunakan sebagai alat kontrol. Apa yang terjadi jika parasut itu tidak
ada beban? Tentu parasut itu akan jatuh di tempat yang tidak semestinya.
Bagaimana jika sebuah parasut
digunakan untuk menopang dua atau tiga orang sekaligus? Tentu parasut tidak
dapat berfungsi dengan baik. Setiap parasut hanya berkapasitas untuk seorang
saja dan orang itulah yang bertanggung jawab akan segala sesuatu yang terjadi.
Demikian halnya dengan kehidupan
ini. Menggantungkan hidup dari orang lain adalah salah. Apalagi menjadi beban.
Itulah sebabnya setiap manusia memiliki garis kehidupan yang ada di tangan
sendiri-sendiri dan berbeda-beda. Karena setiap pribadi tentu memiliki beban
kehidupan dan tanggung jawab akan kehidupannya masing-masing.
Jika ada orang yang tidak pantas
kita bantu kemudian tetap saja kita bantu, bagaimana menurut Anda? Tidak pantas
di sini artinya adalah tidak mau berusaha, bekerja namun berfoya-foya; membeli
sesuatu namun membebankan kepada orang lain untung menaggungnya.
Alangkah menderitanya orang yang
hidup demikian karena jauh lebih baik hidup apa adanya dan melakukan sesuai
dengan kemampuan kita. Jika memang tidak mampu, terimalah keadaannya itu apa
adanya. Daripada memaksakan diri, namun menjadi beban untuk orang lain.
Membantu sesama itu boleh dan
baik. Namun jika membantu dan menjadikan orang yang kita bantu semakin malas,
apakah itu nilai dari sebuah kebaikan? Bukankah setiap orang bertanggung jawab
akan kehidupannya sendiri? Bagaimana jika orang itu tidak bertanggung jawab
terhadap kehidupannya? Sampai kapankah kita akan berbuat baik padanya? Berbuat
baik itu boleh, namun bijaklah.